Pesan Terselubung SBY Kepada ANAS
Sorot 14.07
Jakarta - 'Bebenah Hari Ini, Berhasil Hari Esok'. Demikian bunyi spanduk yang menghiasi tol akses dari Jakarta menuju Sentul, Bogor.
Spanduk dan bendera Partai Demokrat (PD) memang banyak bertebaran menghiasi pagar pembatas tol dan jembatan-jembatan di Tol Jagorawi sepanjang Cibubur hingga Bogor, Jawa Barat.
Di sebagian besar spanduk itu, terpampang foto SBY sebagai ketua dewan pembina PD, Anas Urbaningrum sebagai ketua umum dan Edhie Baskoro (Ibas) sebagai sekjen.
Semua spanduk dan bendera itu untuk menyambut Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PD yang akan digelar pada 23-24 Juli 2011 di Sentul, Bogor.
Rakornas ini akan menjadi sorotan sebab PD tengah mengalami kemelut terkait kasus mantan Bendahara Umum PD M Nazaruddin.
Maka tidak mengherankan bila selain spanduk 'Bebenah Hari Ini, Berhasil Hari Esok', juga ada spanduk yang mencolok bertuliskan doa. "Ya Allah, jauhkanlah kami dari fitnah-fitnah yang keji dan upaya memecah belah kami."
“Bebenah Hari Ini Berhasil Hari Esok' memang menjadi tema Rakornas. Intinya Rakornas akan membahas skenario menyelamatkan PD yang hancur-hancuran gara-gara Nazar.
**
SBY secara resmi telah menunjuk Anas untuk membereskan kemelut PD. Mampukah Anas menyelamatkan PD?
Penugasan SBY merupakan penugasan formal Ketua Dewan Pembina terhadap Ketua Umum Hariannya. Tapi penugasan ini tidak bisa dipungkiri juga mengandung makna terselubung. Peneliti politik dari Charta Politika Yunarto Widjaya menilai maknsa terselubung itu adalah tugas dari SBY merupakan ujian terhadap kepemimpinan Anas.
Ujian itu antara lain Anas harus bisa membalikkan serangan Nazar. Serangan itu antara lain tudingan Anas menjadi otak dugaan suap di Kemenpora terkait proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang. Kemudian juga tudingan Anas main uang untuk menang menjadi ketum PD saat kongres ke-2 di Bandung. Menurut Nazar, semua uang Anas untuk kongres diperoleh lewat APBN.
“Kalau tuduhan hukum ada faktanya silakan lapor ke penegak hukum. Seorang kriminal buron kok dijadikan narasumber kebenaran. Daftar dosanya kan banyak sekali,” kata Anas menanggapi semua tudingan Nazar.
Anggota Dewan Pembina PD Marzuki Alie menilai Anas saat ini terkesan menunggu untuk melawan semua serangan Nazar. Menurutnya Anas terlalu banyak pertimbangan dalam menanggapi setiap tudingan dari mantan Bendahara Umum PD itu.
"Fokus saja menghadapi Nazar, lawan dan harus berani tampil," imbau Marzuki yang pernah menjadi saingan Anas dalam perebutan ketum PD di Kongres ke-2 PD di Bandung, Jabar.
Meski harus berani melawan Nazar, Anas tidak boleh gegabah. Ia harus pandai-pandai memberikan bantahan tudingan tersangka kasus suap Wisma Atlet itu secara argumentatif.
"Terlepas dari betul atau tidak, tidak bisa dipungkiri ada efek permainan persepsi secara psikologis. Kalau tidak menyampaikan bantahan yang informatif dan argumentatif, bisa jadi bunuh diri PD secara elektoral," kata Yunarto.
Tuduhan Nazar kepada Anas yang notabene Ketua Umum PD tidak hanya akan berdampak hukum tetapi juga berdampak politik, dalam konteks kepartaian. Tudingan-tudingan Nazar kalau didiamkan akan menjadi persepsi. Jika persepsi ini didiamkan maka akan dianggap publik sebagai realita.
"Bukan membuktikan secara hukum, tapi perlu ditampilkan pembuktian terbalik kepada publik. Katakanlah kalau dia punya saksi tidak ada aliran dana di kongres, ini bisa dimainkan. Ini merupakan counter pembunuhan karakter oleh Nazar," tutur Yunanto.
Setelah bisa membereskan masalahnya sendiri, baru Anas bisa melaksanakan tugas SBY membereskan kemelut PD dengan bersih-bersih kader.
“Kalau PD mau benar-benar bersih, ya seluruh pimpinan partai mulai dari Ketua Dewan Pembina harus diperiksa, nachgewiesen, diuji tuntas, tapi itu harapan yang terlalu jauh. Tidak ada partai yang mau membunuh dirinya dengan sadar dan ikhlas,” kritik pengamat politik UI Boni Hargens.
Tapi kecil kemungkinan bersih-bersih PD akan dilakukan besar-besaran. Bersih-bersih memang akan tetap dikakukan saat Rakornas, tapi secara selektif dan tidak akan membabi buta.
“Kalau Anas gagal melaksanakan tugas dari SBY, KLB (kongres luar biasa) sulit ditunda. Tapi kalau berhasil, kasus Nazar ditutup dengan meminimalisir korban kader lainnya,” ungkap Boni.
Kini langkah Anas memang sangat dinantikan. Bila Anas gagal, tidak hanya dirinya yang jadi taruhan tapi juga partai yang dipimpinnya, PD. Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) cukup menjadi peringatan. LSI membuktikan Nazar telah merontokkan popularitas PD. Bila sebelum ada kasus Nazar yakni pada Februari 2011, popularitas PD masih 20,5 persen, setelah heboh kasus Nazar, popularitasnya anjlok jadi hanya 15,5 persen.detiknews.com
Sekedar berbagi info nih..!!!
Buat yang mau menambah penghasilan, ada kerja sampingan yang menggiurkan, Cuma ngumpulin data berupa nama dan email dapat Rp. 10rb per data!, dapat bonus 2jt lagi kalo dapet 200 data.
Yuk gabung di http://penasaran.net/?ref=92vcnd