Studi : Orang-orang Kian Pelupa karena Google
Teknologi 14.24
NEW YORK - Pencarian di internet membuat informasi semakin mudah dilupakan. Pasalnya orang menggantungkan komputer mereka sebagai 'memori eksternal' begitu mengetik, demikian temuan kajian yang dilakukan mahasiswa Universitas Havard.
Sekitar 60 mahasiswa Havard diminta untuk mengetik 40 informasi sepele, seperti 'satu mata burung unta lebih besar daripada otaknya' ke dalam komputer. Mereka kemudian diminta memberi tahu apakah informasi itu akan disimpan atau dihapus. Orang yang yang meyakini bahwa data itu disimpan akan cenderung kurang mengingat, demikian hasil kajian yang dipublikasikan pada jurnal Science.
Internet, menurut periset, kini kian terjangkau dan telah menjelma perpustakaan instan yang selalu dituju di mana fakta-fakta dan figur dengan mudah ditemukan. Studi menyatakan bahwa mesin pencari seperti Google dan pusat data macam Amazon.com dan IMDb.com menjadi sebuah 'memori eksternal', tempat informasi disimpan secara kolektif di luar manusia.
"Manusia menjadi simbiotik dengan peralatan komputernya, tumbuh dan terkoneksi ke dalam sistem," bunyi tulisan kajian dalam makalah. "Kita menjadi bergantung dengan mereka dalam tingkat seperti halnya pengetahuan yang kita peroleh dari teman atau kolega--dan ikut hilang bila mereka di luar jangkauan kita.
Riset juga menemukan bahwa orang-orang kini cenderung mengutamakan melihat internet pertama kali untuk mencari pengetahuan. Sementara kajian lain, yang dilakukan terhadap 34 lulusan Columbia University, New York, menunjukkan bahwa orang-orang mengingat lebih baik di mana menyimpan informasi, ketimbang informasi itu sendiri.
Google
Raksasa pencarian Google yang berbasis di Mountain View, California, didirikan pertama kali 1998 oleh Sergey Brin dan Larry Page. Awalnya dua mahasiswa asal Stanford University itu menciptakan mesin pencari bernama "BackRub".
Mesin itulah yang kemudian ditahbiskan menjadi Google sekaligus menjadi tulang punggung perusahaan, begitu ia meluaskan akses ke milyaran dokumen web. Google, plesetan dari kata 'googol'--yakni istilah matematika untuk numeral yang diwakili 1 angka yang diikuti 100 nol--nongol ke publik pada tahun 2004.
Namun dalam studi, para periset yang dipimpin, Betsy Sparrow dari Columbia, mengatakan tak cukup jelas apakah efek yang dialami orang-orang dengan selalu 'terkoneksi' dalam jangka waktu lama
"Pada titik ini mungkin lebih dari sekedar nostalgia, namun kami berharap manusia seharusnya tidak bergantung pada gadget," tulis periset.republika.co.id