Usai Melahirkan, Ira Merangkak dari Semak-semak

Nasib Ira Siti  (20) sungguh menyedihkan. Sebagai manusia, dia seperti kehilangan segalanya. Cinta dan harta nyaris Ira tak punya. Bahkan saat melahirkan pun perempuan ini sungguh menderita. Begitu rendah kepekaan kita terhadap sesama, sampai-sampai ada orang mengandung hingga melahirkan di semak-semak bawah pohon bambu yang hanya berjarak 15 meter dari permukiman penduduk tak ada yang tahu.


Itulah yang terjadi di gubuk reyot beratap sobekan plastik dan glangsing (zag) di bawah rumpun bambu di Desa Segoro Madu, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Senin (1/8/2011) pukul 06.00 WIB.

Tak ada yang tahu kalau pagi itu, Ira Siti, wanita gelandangan, mengerang meregang nyawa tatkala si jabang bayi di kandungan berontak hendak keluar. Mungkin semalam suntuk perempuan ini merintih berharap adanya pertolongan. Tapi, siapa yang mau menolong?

Sekitar 50 meter dari gubuk beralas kayu yang tidak keruan bentuknya itu terdapat stasiun radio. Karena tak ada pertolongan itulah, Ira melahirkan bayi sendirian. Dan, lantaran tak tahu bagaimana cara menangani persalinan, bayi yang masih menyatu dengan tali pusar pun akhirnya meninggal dunia.

Andai pagi itu tak ada orang membuang sampah di dekat rumpun bambu yang tak jauh dari gubuk Ira, mungkin tak ada yang menyaksikan bagaimana perempuan ini berjalan tertatih-tatih menjauhi bayi yang sudah dibungkusnya dengan glangsing (zag).

Saat ditemukan warga sekitar pukul 10.00 WIB, bayi malang itu memang sudah dalam keadaan dibungkus glangsing lengkap dengan tali pusarnya.

Rudi (56), Ketua RT 7 RW 1 Desa Segoro Madu, mengatakan, Ira ditemukan warga yang sedang membuang sampah. “Warga itu melihat ada perempuan berjalan tertatih-tatih di semak belukar dan ilalang. Dia menghampirinya. Setelah dekat, ternyata tak jauh dari perempuan itu ada bayi yang sudah meninggal,” ujar Rudi saat bersama aparat kepolisian mengevakuasi Ira untuk dibawa ke RS Ibnu Sina Gresik, Senin (1/8/2011).

Menurut Rudi, perempuan itu sudah beberapa bulan tinggal di pekarangan kosong di bawah pohon bambu. Warga tak ada yang tahu kalau dia hamil. Sebagian warga malah menganggap perempuan itu sebagai orang tidak waras.

“Biasanya, pada siang hari dia di bawah rumpun bambu, sedangkan pada malam hari suka tidur di Terminal Osowilangun, Surabaya atau di emperan rumah warga,” imbuhnya.

Warga tidak berani melaporkan temuannya ke polisi. Mereka malah melaporkan hal ini kepada wartawan. Itu pun setelah hari mulai sore. Evakuasi baru dilakukan sekitar pukul 16.30 WIB, setelah wartawan melapor ke polisi.

Saat dievakuasi, tentu saja kondisi fisik Ira sangat lemah, karena selama sekitar 10 jam lamanya, setelah mengeluarkan banyak darah, tidak mendapatkan pertolongan medis sedikit pun. “Sebenarnya, saya ingin minta bantuan warga sini. Tapi, apakah ada yang mau menolong saya? Saya takut,” ungkap perempuan muda ini dengan suara lemah.

Ceceran darah masih memenuhi bagian bawah baju kumal Ira. Darah yang mulai mengering itu menempel di paha dan betis yang penuh bekas borok. Bekas peluh keringat di dahi juga terlihat mengering, melengketkan rambutnya yang acak-acakan.

Berkali-kali wanita ini menggigit bibir, menahan sakit. Beruntung fisiknya kuat. Ira terlihat pasrah saat dikerumuni wartawan, aparat desa, polisi, dan puluhan warga. Ia sedikit tenang ketika mendengar bahwa ia akan dibawa ke rumah sakit.

Di sela-sela perjalanan ke RS, Ira menjawab beberapa pertanyaan wartawan. Ia menyebut bayi yang dilahirkan itu sebagai anak pertama, hasil hubungan dengan kekasihnya, Asep. “Lima bulan lalu kami bercerai,” urainya. Sejak itu, Ira tetap berjualan nasi di Terminal Osowilangun.

Namun, karena kandungan semakin membesar, ia tak kuat lagi jualan nasi. Akhirnya, Ira memilih tinggal di semak-semak di bawah rumpun bambu. Ini karena tak ada sanak-saudara yang bisa minta tempat berlindung.
Dengan usia kandungan yang sudah tua, Ira semakin menderita. Tak bekerja, dia jelas akan mati kelaparan. “Saya terpaksa meminta-minta di lampu merah untuk mencari sesuap nasi. Padahal, tubuh saya sudah tidak kuat lagi,” tuturnya.

Kasus Ira ini merupakan yang ketiga. Sebelumnya, warga juga menemukan bayi laki-laki yang ditinggalkan di Pos Pantau di Jl Raya Bungah. Berikutnya, Sabtu (30/7), warga juga menemukan bayi laki-laki berumur 4 hari di Desa Wadeng, Kecamatan Sidayu, Gresik.

Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Fauzan Sukmawansyah mengatakan, pihaknya masih mencari para orangtua bayi yang dibuang. “Kalau ada warga yang sebelumnya hamil kemudian perutnya kempes, silakan melapor ke kami,” jelasnya.tribunnews.com

Posted by damm11 on 14.19. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

0 komentar for Usai Melahirkan, Ira Merangkak dari Semak-semak

Leave comment

FLICKR PHOTO STREAM

blog-indonesia.com

2010 Ada-Sih. All Rights Reserved. - Designed by Damm11