Kisah Ilmuwan Yang Nekat Demi 'Seks di Bulan'
Film 14.18
Mimpi ilmuwan muda itu setinggi langit, jadi orang pertama menginjakkan kaki di Planet Mars. Atau setidaknya jadi astronot. Namun, reputasinya yang buruk membuat kesempatan untuk mewujudkan itu nyaris nol. Kendati demikian, Thad Roberts --nama pria itu, 'berhasil' merealisasikan imajinasi liarnya: bercinta di Bulan.
Kala itu, tahun 2002, Roberts yang baru berusia 22 tahun bekerja magang di Johnson Space Centre milik Badan Antariksa AS (NASA) di Houston, Texas. Sebuah pencapaian yang luar biasa di masa mudanya.
Seperti pria muda lain yang dimabuk cinta, ia menjanjikan Bulan pada kekasihnya, Tiffany Brooke Fowler -- kala itu 20 tahun, juga magang di NASA. Bedanya, mereka memutuskan untuk mewujudkannya.
Caranya, Roberts, kekasihnya, dan dua rekannya mencuri batuan Bulan yang dibawa pulang enam misi pesawat ulang alik Apollo dari Gedung 31. Yang gila, Roberts dan pasangannya meletakkan batu bulan itu di bawah kasur, lalu bercinta di atasnya. Tak hanya itu, mereka bahkan berencana melego batuan berharga itu di internet. Padahal, nilainya saat itu mencapai US$2.5 juta dan US$7 juta.
Aksinya itu harus dibayar mahal. Ia ditangkap biro infestigasi federal (FBI) pada tahun 2002 dan diganjar hukuman penjara selama delapan tahun, meski dibebaskan lebih awal tahun 2008 lalu.
Setelah bebas dari bui, Roberts menghubungi penulis terkemuka, Ben Mezrich. Menceritakan kisahnya yang lantas dibukukan dengan judul 'Sex on the Moon'. Sebuah karya non fiksi meski Mezrich mengubah setting dan sejumlah deskripsi. Sejak diluncurkan ke toko-toko buku 12 Juli 2011 lalu, buku itu meledak laris dan bahkan segera difilmkan dalam waktu dekat ini.
Bukan hanya itu saja yang bisa dilakukan Thad Roberts. Seperti dimuat Life Little Mysteries, 26 Juli 2011, ia tak begitu saja menyia-nyiakan pengalamannya selama di NASA dan gelar sarjana astrofisikanya. Di balik penjara, ia merenungkan misteri terbesar alam semesta dan menyusun tesis setebal 700 halaman tentang teorinya sendiri -- quantum space theory (QST). Ia mengklaim, teori itu menyatukan teori relativitas Einstein dengan mekanika kuantum.
Roberts mengaku menyesali perbuatannya mencuri batu Bulan. "Dari pengalaman, saya bisa mengatakan ada banyak cara yang lebih tepat dan produktif untuk merasakah kemegahan alam ketimbang mencuri batu Bulan. Anda bisa merenungkannya alam semesta dan kedahsyatan waktu, atau mengintip Nebula Orion melalui teleskop, atau dengan cara sederhana, menghayati perasaan cinta. Jangan ulangi kesalahan yang pernah saya lakukan," kata Roberts kepada Life Little Mysteries.
Sementara, seperti dimuat Deseret News, Roberts mengaku sempat membenci dirinya selama dua tahun, sebelum ia akhirnya memaafkan dan tak lagi berusaha mengakhiri hidupnya. Mencicipi pengalaman dibui tak membuat nyali berpetualangnya menciut. Ia masih tertarik dengan petualangan -- dalam arti sehat tentunya. Roberts bergabung dalam Team Death Punch, kelompok yang aktif melakukan olahraga menantang. Ia juga masih punya mimpi. Menjadi dosen. "Aku sangat suka mengajar."vivanews.com