Berdawah Melalui Seni Kaligrafi
Pengetahuan 08.59
Pasuruan: Di dunia seni kaligrafi, siapa yang tak kenal dengan sosok seniman kaligrafi yang sangat ternama, siapa lagi kalau bukan HM. Faiz AR. Meski di usia yang cukup tua, pria kelahiran 74 tahun yang lalu ini masih semangat menghasilkan karya-karya seninya di dunia seni kaligrafi.
Lantas apa yang menjadi kunci semangat untuk terus menelurkan karya-karya seninya itu? Berdakwah (syiar) melalui media seni. Itulah yang membuat pria asal Banten ini terus memiliki semangat untuk berkarya di dunia seni kaligrafi hingga saat ini.
"Yang terpanting dalam media ini saya bisa memasuki berbagai ayat-ayat Al Quran (Kalamulloh). Itulah yang membuat saya terus semangat untuk berkarya di dunia seni kaligrafi. Kita bisa berdawah lewat dunia seni," ujar Faiz saat ditemui Liputan6.com di Bangil, Pasuruan, Kamis (4/8).
Faiz mengaku, kecintaanya menggeluti dunia kaligrafi telah ia lakukan sejak umur 14 tahun. Sejak kecil, Faiz memang dilahirkan dari kalangan keluarga seniman kaligrafi. Ayahnya adalah seorang seniman sekaligus pengajar seni kaligrafi di sekolah madrasah di kampung halamnya. Tak heran jika bakat seni kaligrafi melekat dan tumbuh dengan baik.
Di umur remaja, pria yang kini mendapat sebutan master kaligrafi ini telah menghasilkan berbagai karya kaligrafi hingga akhirnya mendapat tawaran sebagai penulis kitab di sebuah perusahaan penerbit di Surabaya. Ia pun akhirnya menetap tinggal di Jawa Timur hingga sekarang, tepatnya di Perumahan Permata Asri B-08 Gempeng, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.
Sebelum bekerja di perusahaan penerbit tersebut, Faiz sempat mengenyam pendidikan pesantren di Gontor selama 3 tahun. Karena memiliki kemampuan yang lebih, Faiz dapat menyelesaikan pendidikan di pesantren modern ini selama 3 tahun, yang biasanya harus diselesaikan selama 6 tahun.
"Setelah lulus dari Gontor saya sempat bekerja di kedutaan Mesir selama 6 bulan. Tahun 1979 saya mendapat beasiswa kuliah di Mesir selama 4 tahun. Di sana saya belajar kaligrafi dan mendalami bahasa Arab. Saya juga sempat kerja selama 2 tahun di sana," tuturnya.
Puluhan prestasi telah ia raih di tingkat Internasional, mulai juara kedua tingkat nasional kaligrafi di Turki, di Jeddah (juara I), di Madinnah (juara I), Turky (juara II), sampai di Saudi Arabia dua kali juara I. Di tanah air, berbagai karyanya telah terukir di berbagai dinding masjid agung nasional, seperti di Masjid Istiqlal Jakarta, Masjid Agung Bung Karno Bengkulu, Masjid Agung Al Akbar Surabaya, Masjid Agung Tuban, dan berbagai masjid agung lainya.
Saat ini selain aktif berkarya dan pengajar bahasa Arab dan Kaligrafi di berbagai Perguruan Tinggi dan pesantren, dia juga aktif sebagai anggota dewan juri nasional seni kaligrafi.[liputan6.com]
Baca Juga :
- Manfaat Puasa Untuk Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
- Mengapa Umur Orang Amerika Cenderung Lebih Pendek?
- Mengapa pesawat di Lagit terlihat lambat bergerak
- Mengungkap Berbagai Metode Mengusir Nyamuk
- Merokok Dapat Mengecilkan Otak
- Penyebab Naiknya Ketinggian Air Laut
- Proses Terbentuknya Laut Baru di Ethiopia
- Selera Makan Singa Terhadap Manusia Setelah Purnama
- Sembuhkan Sengatan Ubur-Ubur Dengan Air Laut dan Cuka
- Ternyata Lidah Bunglon 5 Kali Lebih Cepat Dari Pesawat Jet
- Tiga Disiplin Puasa