Demi 6.000 Rupiah, Mutiah Tewas

Grobogan: Malang benar nasib Mutiah. Kerasnya hidup membuat wanita asal Desa Mrisi, Tanggungharjo, Grobogan, Jawa Tengah, ini jadi kuli angkut dengan upah Rp 6.000 per hari. Demi upah itu, Mutiah akhirnya tewas tertimbun longsoran tebing di tempatnya bekerja.

Meski seorang perempuan yang mempunyai tenaga terbatas, Mutiah nekat bekerja sebagai seorang kuli angkut di galian kapur Tugulasi, Desa Mrisi. Upahnya yang hanya Rp 6.000 per hari tidak sebanding dengan risiko yang harus dihadapinya. Bahkan nyawa Mutiah menjadi taruhannya.

Dan, risiko itu akhirnya terbukti. Nyawa perempuan dua anak itu melayang saat sedang bekerja. Tebing setinggi 50 meter roboh dan menimpa empat orang, termasuk dirinya. Longsoran tanah bercampur batu cadas juga menimbun puluhan penambang lainnya namun mereka terhindar dari maut.

Bekerja keras bertaruh nyawa tidak juga membuat keluarga Mutiah menjadi kaya. Kondisi rumahnya tidak sanggup menggambarkan harapan dan cita-citanya untuk hidup berkecukupan. Namun setidaknya kerja keras Mutiah mampu membuktikan kasih sayangnya kepada keluarganya.

Bekerja di galian kapur sebenarnya pekerjaan sambilan Mutiah. Sebab penghasilan sebagai buruh tani tak cukup membantu pendapatan suaminya yang juga buruh tani dengan upah Rp 10 ribu per hari. Selain Mutiah, masih ada ribuan bahkan jutaan orang di negeri ini yang rela bertaruh nyawa demi upah yang nilainya tak seberapa. Mampukah pemerintah mengubah keadaan tersebut.[liputan6.com]

Baca Juga :

Posted by damm11 on 09.05. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

1 komentar for Demi 6.000 Rupiah, Mutiah Tewas

Leave comment

FLICKR PHOTO STREAM

blog-indonesia.com

2010 Ada-Sih. All Rights Reserved. - Designed by Damm11